Epilepsi, Kenali Ciri dan Sindrom yang Sering Terjadi pada Anak

JAKARTA - Epilepsi merupakan gangguan pada sistem saraf yang membuat orang mengalami kejang tanpa alasan. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, epilepsi juga bisa menimpa anak-anak .

Dikutip dari situs Hopkins Medicine, otak tersusun dari sel-sel saraf yang saling berkomunikasi melalui sebuah aktivitas listrik. Dalam hal ini, kejang terjadi ketika bagian otak mengalami ledakan sinyal listrik yang abnormal dan mengganggu sinyal otak normal. Ketika seorang anak mengalami beberapa kali kejang tanpa alasan, hal tersebut bisa didiagnosis sebagai epilepsi.

Baca juga : Epilepsi Gangguan Sistem Saraf, Ini Gejala dan Penyebabnya

Melansir dari Medical News Today, epilepsi ini umum terjadi pada anak-anak. Epilepsi merupakan kondisi neurologis yang menimpa hampir 3 juta orang di Amerika Serikat, termasuk diantaranya seumuran anak-anak. Yayasan Epilepsi memperkirakan bahwa dua pertiga anak-anak penderita ini akan sembuh ketika beranjak usia remaja.

Epilepsi mempengaruhi kondisi anak secara berbeda. Tergantung dari usia mereka, riwayat kesehatan sebelumnya, hingga jenis kejang yang dialami. Menurut jenisnya kejang terbagi menjadi dua. Yaitu kejang umum dan kejang fokal.

Kejang fokal mempengaruhi satu sisi otak saja. Sedangkan kejang umum mempengaruhi kedua sisi otak dan bisa menyebabkan hilangnya kesadaran.

Jika seorang anak menunjukan tanda dan gejala tertentu, seorang dokter bisa mendiagnosis mereka dengan sindrom epilepsi masa kanak-kanak. Berikut beberapa diantaranya :

-Epilepsi Rolandik Jinak

Sindrom ini biasanya terjadi pada usia 3-10 tahun. Pada kondisi ini, anak-anak bisa mengalami kejang fokal di malam hari. Terkadang terjadi saat anak tidur dengan menampilkan ciri kedutan pada wajah dan lidah.

-Epilepsi Absen